pendidikan itu tidak statis bahkan ia mengikuti perkembangan zaman buktinya sistim kurikulum selalu berubah semenjak bangsa indonesia memproklamasikan dirinya sebagai negara merdeka hingga sekarang, sistim kurikulum selalu berubah,semenjak tahun 1954-2013 . ini salah satu di lema karena kurikulum tidak pernah tuntas dalam penerapannya ada kesan "jadi setenggah matang" ini di sebabkan pendidikan dirasuki oleh politik. maka kebijakan yang diambil adalah suatu kebijakan politik, ini yang menyebabkan sistim pendidikan amburadul. misalkan penempatan posisi seorang dalam jabatan bukan lagi dilihat dari jenjang karier dan linearnya atau basicnya melainkan dilihat dari sejauh mana ia bisa menyukseskan calon gubenur,wallikota atau bupati yang dia usung, untuk bisa mendapatkan jabatan yang dia inginkan. orang politik urus pendidikan,orang pendidikan urus proyek. inilah yang menjadi kekurangan dan harus dikembalikan pada relnya semula. pendidikan untuk semua..!
marilah kita melihat dengan kaca mata kuda, agar pendidikan dan pelakunya haruslah profesional dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita,bagaimana dengan standar kurikulumnya?
standar kurikulum telah hilang roh halusnya ini disebabkan karena kematangan penerapannya tidak tuntas secara keseluruhan bahkan CBSA hanya disempurnakan menjadi TEMATIK. tidak ada formula yang betul-betul baru. pada hal satu metode atau strategi pembelajaran yang jitu dan di terapkan secara profesional ia akan membuahkan hasil. apa pun metodenya kalau semua kompenen-komponen masyarakat dari pemerintah,politikus,para pakar pendidikan,guru dan masyarakat akan tanggung jawabnya masing-masing pastinya akan berdampak pendidikan yang bermutu dan menjadi kebutuhan primer yang harus di prioritaskan.
membaca tulisan ini mencerahkan dan sy spakat bahwa kita semua miris melihat potret pendidikan kita yg terus berubah-ubah,.ganti menteri ganti kebijakan..semoga kurikulum 2013 menjadi akhir dri semuax dan dimatangkan lagi sesuai kebutuhan dan perkembangan jaman.
BalasHapus