Rabu, 16 Oktober 2013

Beat The Minew!



Hari ini aku membuka mataku dengan perlahan. Aku kesiangan. Siapa yang mau memikirkan tentang kemacetan lalu lintas dan hal-hal lainnya ketika seseorang kesiangan? Sekarang adalah masa depan. Transportasi pun sudah maju. Aku langsung pergi ke shower fast, yaitu ruangan untuk mandi yang dilengkapi dengan alat alat canggih seperti water air, alat seperti shower di masa sekarang dengan air yang berukuran mikro tetapi kecepatannya setara dengan kecepatan udara.
Dengan sekejap, badanku pun bersih, dan sekejap lagi, aku pun sudah rapi. Aku pergi ke sebuah ruangan kecil lalu aku menekan tombol di ruangan ini, lalu dalam sekejap aku sudah berada di stasiun. Ini bernama flashfast, sebuah layanan yang disediakan oleh pemerintah untuk memudahkan kehidupan masyarakat. flashfast hanya menuju ke suatu arah, yaitu stasiun kota. Dan, disinilah kesibukan warga kota Esperanza dimulai. Semua berawal dari stasiun ini, stasiun yang dibangun sejak tahun 3211. Semua layanan ini gratis. Kereta ini bergerak dengan tenaga magnet, surya, dan nuklir. Di jalanan tak ada lagi mobil dan motor berlalu lalang. Yang ada hanyalah kereta kereta super cepat. Segala persiapan ku dari mulai bangun pagi sampai di stasiun memakan waktu 2 menit. Jarakku dari rumah ke sekolah 1 km. Dan 2 menit adalah waktu yang dibutuhkan untuk setiap jarak 1 km.
Dan, akhirnya aku sampai di sekolahku. Sains And Mathematics Future School. Beruntung, aku belum terlambat. Karena, duel menghadapi robot adalah hukuman bagi siswa yang terlambat. Konyol memang. Namun, robot yang dimaksud adalah robot yang dibuat untuk bertarung melawan para scoll minew, monster kecil yang suka mengganggu masyarakat kota Esperanza. Pemerintah kami sebenarnya sudah berupaya agar para scoll minew menjauh dari kota Esperanza dan tak pernah kembali lagi dengan memasang gelombang Magnetic Longitudinal, namun para minew itu hanya pusing dan menjauh pergi, lalu pasti akan datang lagi. Maka dari itu, para guru membuat robot ini untuk melawan scoll minew sekaligus untuk menghukum para siswa.
Aku masuk ke dalam kelasku dan melihat banyak temanku bermain main dengan Minichic, tanaman hidup yang bisa berbicara dan bermain. Akhir akhir ini banyak anak sekolah yang memilikinya hanya untuk sekedar bercanda dan melepas rasa bosan. Aku tak suka dengan minichic itu. Jadi, aku pun tak berniat memiliki nya ataupun hanya memainkannya saja. “Hai Cassidy! Bagaimana karya ilmiah mu itu? sudah selesai?” Tanya Lyssa, salah satu temanku. “Yeah, sebenarnya itu sudah selesai. Namun, aku belum merekomendasikan nya ke dewan guru karena aku masih belum yakin. Aku akan berkonsultasi ke Miss Walden terlebih dahulu. “Cassidy, kau membuat karya ilmiah? aku baru tahu itu. Apa tema nya?” taya Venisa, temanku lainnya. “Aku membuat sebuah alat yang memanfaatkan tenaga surya dan elektromagnetik untuk melemahkan suatu zat. Nah, zat itu susunannya sama dengan tubuh scoll minew.” jelasku panjang lebar. “Waw! Kau begitu pintar, Cassidy!” puji Lyssa. “Ah, tidak juga. Aku saja masih belum tahu apakah ini sempurna atau masih perlu diperbaiki lagi.” Kataku. “Ah, tapi nanti hasil akhir nya pasti akan sangat menakjubkan!” Puji Venisa. “Ya, semoga saja itu benar benar terjadi.” Balasku.
“Morning student! Cassidy Alison, please back to your chair now.” Perintah guru matematika kelasku, Miss Courtney “Yes, I understand miss.” aku langsung kembali ke tempat duduk ku. “Okay, let’s we study the last lessons. Please open your book page 112. I will teach this section.” baru sampai situ, kami semua kaget dengan sebuah erangan keras. “What is this?” tanya Miss Courtney heran. Aku dan teman teman ku pun ikut heran dengan suara tersebut. “Suara apa, itu? keras sekali?” tanya Christine, teman sebangku ku. “Hei, apakah mungkin itu suara Scoll Minew?” tanya ku balik. “I don’t know. Setiap scoll minew datang, kita disuruh mengungsi bukan?” jawab Christine. “Iya, benar. Aku sendiri tidak tahu. Aku hanya menebak.” jawabku. “Oh, No! That’s scoll minew’s voice. Don’t be panic! Keep calm, student! I will check it, first. Why no one told us?” kata Miss Courtney dengan sedikit panik lalu langsung mengunci pintu kelas.
Lyssa dan Venisa langsung memalingkan pandangannya padaku. “Hey, Cassidy! tunjukanlah karya ilmiahmu itu pada mereka!” pinta mereka berdua. “Hey, dengar aku ini masih belum tahu dan yakin apakah alat ini berfungsi dengan baik atau tidak. aku takut nanti akan membahayakan warga kota!” Jelasku. “Memang kau tak pernah mencobanya di rumah ya?” Christine bertanya padaku. “Mana mungkin aku mencobanya kalau tak ada Minew!” kataku kesal. “Cassidy, lihat dirimu! Kau itu adalah gadis yang berbakat! Kenapa kau selalu tidak percaya diri?” Kata Venisa. “Venisa, aku bukan tidak percaya diri, tapi aku hanya..” sampai situ pembicaraanku terputus karena Miss Courtney datang bersama Miss Walden. “Students, Scoll Minew come again in our town. Mereka datang dengan membawa pasukan yang lebih banyak dan membawa senjata. Robot robot dan gelombang kita tak dapat menghentikan mereka semua. Kini kalian ikut kami ke bawah tanah untuk berlindung. Dan, janganlah merasa takut dan panik.” Kata miss Walden. “Miss Walden! Cassidy memiliki karya ilmiah yang sangat hebat dan mampu untuk membunuh semua scoll minew itu!” Kata Lyssa tiba tiba. Aku sangat kaget dan menarik narik baju Lyssa agar dia berhenti berteriak teriak di depan guru. “Diam, Lyssa!!” Kataku berulang ulang. “Cassidy, apa benar yang dikatakan Lyssa itu?” tanya Miss Walden. “Ummm, itu benar miss, tapi aku masih belum tahu apakah itu sempurna atau tidak.” kataku ragu ragu. “Baiklah, ayo tunjukan pada kami. Tak peduli alat mu seperti apa, yang perting bisa untuk membasmi semua minew itu.”
Aku pun menunjukan mereka tempat ku menaruh karya ilmiahku. Aku memang sengaja menaruhnya di sekolah agar lebih mudah saat menunjukannya pada dewan guru. Miss Walden memperhatikan alatku. Lalu dia berkata “Ini sempurna! Tapi, aku masih belum tahu cara kerjanya. Sebaiknya kau saja yang menggunakannya nanti, Cassidy. Aku harap kau siap untuk menghadapi Minew.” Kata Miss Walden.
Aku pun berjalan tegang menuju jalanan kota ditemani dewan guru. Aku tak percaya, ini! Aku melihat minew dengan mata kepalaku sendiri! Mereka memang kecil, namun menakutkan. Mereka memiliki wajah yang aneh. Sudahlah, aku tak ingin memandangi minew terus menerus. Itu membuatku semakin takut. Aku segera menyalakannya lalu membuat semua minew minew itu lumpuh. Yeah! Akhirnya aku berhasil mengalahkan minew yang telah mengganggu penduduk kota! Minew itu kabur dan berjanji tak akan kembali lagi ke kota kami. Senangnya! Semua penduduk kota pun menjadi senang. Begitu juga teman teman dan guruku. Mereka begitu bangga padaku. Juga orang tua ku. Aku diwawancarai dan masuk ke dalam televisi. Aku sering diminta membuat karya ilmiah lainnya. Dan, lebih hebatnya lagi, aku mendapat beasiswa sampai ke perguruan tinggi dan berhak bersekolah di sekolah favorit di negaraku. Senang sekali rasanya. Semua berakhir bahagia.
Cerpen Karangan: Sophia Arina Zahra
Blog: sophiaarinazahra.blogspot.com
Sophia Arina Zahra. 12 years old. JHS. Fb: Sophia Arina Zahra, Twitter @sophia_arina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar