Selasa, 22 Oktober 2013

PUJANGGA TERDIAM

Menatap wajahmu membuatku tak ingin berkedip
mendengar suaramu membuatku tak mampu berkata
keindahanmu...senyummu
mengambil alih semua kalimat para pujangga
wahai gadisku......
hadirmu di sini membuat semesta menghembuskanindahya
wahai gadisku...
keindahanmu tak luntur oleh syair indah
hingg pujanggapun terdiam.

BAIT DALAM KEPALA

terasa lepas kala secarik kertas bercumbu dengan pena
merangkum beribu rasa yang berserakan di dada
dia yang namanya tertera...
selipkan satu kata yang entah apa namanya...,
sayup mata namun tak terpejam..
seperti letupan rasa yang mungkin akan selamanya terpendam
sebab arang telah patah
meski anak panah belum sepenuhnya terarah.
ku coba acuh agar tak tengelam dalam wajah teduhnya
sebab saat pandang bersua..,
tak perna ada sejumput katapun keluar
bahkan bukan sekali aku coba berkoar
hanya mampu merangkai bait dalam kepala
sebab lidah tak mampu berkata

Senin, 21 Oktober 2013

" ? "



????????????????????????
????????????????????????
????????????????????????
ah.....!!!
mana bisa kau menahan hembusan angin..?
begitu juga aku..!

Minggu, 20 Oktober 2013

kata siapa...!!

Mencintai memang TAK HARUS menikahi. Ada cinta-cinta yang harus diabaikan dan dihapuskan. Yaitu cinta-cinta yang dulunya sempat hadir di jiwa kita tapi tak bertemu di pintu nikah. Abaikan cinta-cinta semacam itu, karena jika masih kau pelihara dalam jiwa, cinta itu yang bakal membuat kebahagiaanmu terenggut sepanjang hidup. Mencintai memang tak selalu berujung dengan menikahi. Cinta memang tak selalu mewajibkan untuk memiliki. Tapi satu yang pasti, bahwa berkomitmen untuk mencintai yang telah kau nikahi, itulah yang menjanjikan kebahagiaan hidupmu.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Pelangi Senja



Sore itu benar-benar dingin, angin-angin senja yang berhembus membuatku terlelap dalam dinginnya sore ini. Entah mengapa sudah dari siang hujan tak henti juga. Mungkin langit mengerti tentang apa yang kurasakan saat ini, hingga langit ikut menangis bersamaku. Jam dindingku sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB, langit begitu gelap dan tetap hujan, aku tersadar aku takkan mungkin melihatpelangi hari ini. Begitulah keadaan hatiku saat ini.

Luka di hatiku belum tertutup juga, sudah hampir 1 hari aku melewati semuanya tanpa Aldo, tapi entah mengapa luka hatiku dan kekecewaanku padanya belum juga usai, aku belum memaafkannya. Perlakuan Aldo begitu kejam! Begitu teganya dia membuat aku menangis hari ini. Begitu teganya dia berdua dengan gadis itu di hadapanku, sementara statusku saat itu adalah dan masih sebagai pacarnya. Sungguh aku tak menyangka kejadian ini akan terjadi.

Pagi hari aku bangun dari tidurku, sinar mentari pagi yang menembus kamarku dengan angin pagi itu membuatku tenang, namun aku tetap merasakan sakit yang menusuk hatiku. Aku tak bisa.. aku tak bisa bertemu dengannya hari ini di sekolah! Sungguh aku tak tahan dengan semua ini.

“Bel, aku mau nanya soal yang kemaren. Aku gak nyimak soalnya, jadi nggak tau gitu.. kamu mau nggak ngasih tau aku?” Roby benar-benar mengagetkan aku yang sedang meratapi nasibku yang malang ini, benar-benar tidak sopan.
“Apa-apaan kamu, By! Sopan dong! Ngapain kamu nanya-nanya tentang itu? Privasi tau! Ngerti kamu!” aku benar-benar marah diingatkan tentang kejadian kemarin, aku pergi meninggalkannya, tapi dia menahan tanganku.
“Bel.. Bella! Kamu ngo..”
Aku memotong omongannya, “Apaan pegang-pegang! Lepasin!” aku memaksa.
“Kamu sih, masa aku nanya soal yang di kasih Bu Nina kemaren salah sih.. malah bilang itu privasi lagi, apa-apaan coba”
PLAK! Aku merasa malu saat itu, “Oh.. maaf, By. Aku nggak tau kamu nanya itu, aku nggak ngerti soal itu. Kamu nanya yang lain aja”
Roby tetap kaget dan memerhatikanku dengan raut wajah yang benar-benar heran. Aku sangat malu dan sangat merasa bersalah atas kejadian itu. Roby orang baik, dia selalu membantuku, dan mengajariku. Aku benar-benar bersalah padanya.

Krriiinggg…
Akhirnya saat yang kutunggu tiba, saat dimana aku bisa istirahat di kamarku tanpa melihat Aldo dan Chika yang selalu berdua di hadapanku. Sepertinya dia benar-benar senang putus dariku, tak ada penyesalan terlihat di wajahnya. Sungguh malang nasibku.

Aku berjalan sambil memandang kosong ke depan, sampai hari ini aku masih menyesali semua yang telah terjadi antara aku dan Aldo, semua begitu singkat, hingga waktu serasa berlari dan membiarkan aku tertinggal.
Tiiittt.. suara klakson motor yang mengagetkanku.
“Bella.. kok kamu melamun sih?”
“Roo..Ro.. Roby! kamu ngapain di sini? Ngikutin aku ya! Lagian kamu kok kepo banget sih!”
“Yee siapa bilang ngikutin kamu! Hiii pede! Ini masih daerah sekitar sekolah kok, dan memang rumah kita searah” jelas Roby padaku, dia mematikan motornya, dia mendorong motornya dan mengikutiku berjalan, “Eh.. maaf nih, Bel. Kamu kenapa ya? Kok hari ini kusut terus mukanya? Terus gak sama Aldo lagi pulangnya. Maaf nih kalo kepo..”
Aku melotot sambil menatap Roby dengan perasaan yang sangat kesal, “Maksud kamu!”
“Em.. enggak sih, Bel.. soalnya kan kemarin-kemarin wajah kamu selalu senyum, fresh dan manis, tapi ini? Kok mendadak kusut gini? Udah gitu pulang sendiri lagi, biasanya kan sama Aldo”
Aku menangis, spontan Roby menurunkan cagak motornya dan memelukku dengan erat, menepuk pelan pundakku.
“Bel.. udah udah.. ntar orang mikir aku orang jahat. Kamu jangan nangis dong.. udahan nangisnya, Bel.”
Ntah kenapa saat aku menangis, langit ikut menangis, tak berapa lama setelah aku menangis, hujan pun tiba, “Bel, udahan dong, tuh liat hujan datang karena kamu nangis.”
Aku tak peduli, aku tetap menangis di pundak Roby, entah kenapa walaupun hujan membasahi kami, pelukannya tetap menghangatkanku. Aku tak merasa kedinginan sama sekali. Aku merasa tenang saat dipeluknya, dan saat dekat dengannya. Perasaan yang sebelumnya tak pernah kurasakan saat aku bersama Aldo.

Perlahan aku melepas pelukan itu dan dia mengantarku pulang walaupun hujan, “Makasih ya, By udah mau pinjemin pundak kamu dan mau ngantar aku pulang”
“Iya, Bel. Kamu jangan nangis lagi ya, aku pamit ya, Bel” dia tersenyum dan begitu saja pergi dari hadapanku.
Sudah jam 6. Aku melihat pelangi senja, sangat indah, membawa kehangatan dan senyum setelah hujan turun. Begitulah Roby, saat hujan turun di hatiku, dia datang memberi kehangatan dan sebuah senyum baru. Pelangi senja Roby.. menyuruhku untuk menutup semua kesedihan hari ini, dan menyuruhku untuk merasakan kehangatan pelangi senja.

Besoknya saat pulang sekolah jam 2 siang, udara siang itu sangat menusuk ubun-ubun, sangat panas. Roby mengajakku ke suatu tempat, katanya aku akan tenang di sana melepas semua masalahku dengannya. Aku sudah berjanji akan bercerita dengan Roby.
“Nah.. di sini tempatnya..” Roby membawaku ke sebuah rumah pohon, kelihatan sangat indah dari bawah, “nah.. kamu mau naik kan? Kita bisa cerita-cerita di atas sana.”
“Tapi kamu naik duluan, By!”
Sampai di atas dan kami berdua saja di sana, kami duduk di depan pintu rumah pohon itu, kata Roby, itu hadiah ulang tahun dari papanya saat dia berumur 14 tahun. Rumah pohon ini tidak terlalu jauh dari rumahku. Dan dari sini, aku bisa melihat rumahku. Semua terlihat indah saat aku melihatnya dari atas.
“Jadi, Bel.. kamu sebenarnya kenapa?”
Aku terdiam, langit mendung, dan aku mulai bercerita, “Jadi.. 2 hari yang lalu..” air mataku mulai menetes, hujan pun begitu, “aku liat Aldo sama Chika, Aldo nembak Chika.. da..dan..” tangisanku makin keras, “itu semua.. terjadi.. di.. di.. de..depan..k..kuuu” aku menangis, terlihat Roby sangat kaget. Kali ini aku langsung spontan meletakkan kepalaku di pundaknya, aku menangis lagi, ia memelukku seperti kemarin. Hujan pun mulai deras, Roby memelukku, menepuk pelan pundakku dan sesekali mengelus rambutku dengan sangat halus.
“Kamu cantik, Bel.. kamu pintar. Harusnya kamu tetap semangat walaupun ini terjadi sama kamu. Kamu harus sabar, mungkin dia bukan jodoh kamu. Kamu masih muda, hidup kamu masih panjang! Masa hal seperti ini buat kamu jatuh! Aku nggak suka liat kamu nangis, langit juga! Tuh lihat, langit ikutan sedih gara-gara kamu..”
Kata-kata yang menusuk telingaku, aku bangkit dari pundak itu dan mengusap air mataku, hujan berhenti. Mungkin langit memang mengerti isi hatiku.

Sudah jam 6 sore, tak terasa waktu begitu cepat berlalu saat aku bersamanya, “kamu benar, By. Makasih ya udah mau nemenin aku dari semalam aku nangis. Kamu memang pelangi senja yang aku nanti dari dulu!” tepat saat aku berkata itu, pelangi senja muncul di atas kami, sekejap aku melihat pelangi senja di langit, dan aku menatap pelangi senja yang ada di sisiku, menemaniku saat aku dan hatiku kehujanan, dan benar-benar ada saat hujan itu reda.

"kuminta kau mendua"




“Hatiku yang merasakan kejenuhan ini. Saat ku tak mampu tuk membuatmu bahagia. Pikirku yang tak wajar mengharapkan dirimu. Berbagi cinta dengan yang lain, tak mengapa mungkin hati kan terima. Bukannya ku tak mencintai dirimu. Hanya saja yang ku rasa begini adanya. Sekian lama kau bertahan meski ku abaikan. Biar kau cari cinta yang lain. Usah kau risaukan hatiku kan rela. Melepaskanmu… Namun, tak selamanya hanya sesaat saja. Saat ku tak mampu buatmu bahagia. Andaikan nanti ku ingin kau kembali. Telah kusiapkan hatiku memilikimu seutuhnya. Kini hanya kuminta kau mendua.”

Begitulah untaian kata yang ku tulis dalam diaryku saat ini. Mungkin terlihat aku sangat egois dari baris kata itu. Tapi, memang begitu adanya. Ungkapan hati yang terpendam dan sakit untuk dirasakan. Syahdu, ya… aku biasa di panggil Syahdu oleh kebanyakan teman. Syahdu Mutia, diusiaku yang kini beranjak 18 tahun, tak mungkin bila tak ada kegundahan dalam bercinta.
“Syahdu!”, seru Tian
“ia… why?”, singkatku menjawab
“ntar malem aku kerumahmu ya? sekalian aku mau ngajak kamu keluar. Kan kita lama nggak jalan bareng…”, ajak Tian seraya memegang tanganku
“hmmmb… sory Tian sayang! aku nggak bisa. Tugas kampusku banyak…”, rintihku menolak
“tuh kan selalu nggak bisa”,
“ia nanti pasti bisa… tapi nggak buat malam ini, ya sudah aku pulang dulu ya? kamu hati-hati di jalan”, pesanku dengan meninggalkan Tian

Bastian Prananta, yang cukup simple ku panggil Tian. Kekasihku yang sudah 2 tahun kujalani cinta dengannya. Namun entah, seperti yang ku tulis di diaryku, perasaanku kini jenuh, bosan dan teringat masa lalu. Aku pun binggung kenapa perasaanku menjadi begini, meningat dia tepatnya. Cinta pertamaku yang meninggalkanku yang akhirnya ku menemukan Tian sebagai pengobat lara itu. Meninggalkanku untuk selamanya, dengan kisah dan juga pilu yang setidaknya masih terngiang difikiranku kini.

Ingin rasanya aku meninggalkan Tian. Namun, tidak untuk selamanya melainkan hanya untuk sementara saja. Sampai hatiku kini benar-benar lega. Aku harus bilang ini pada Tian, ya sakit memang bila dirasa-rasa. Tapi, aku juga sakit bila harus memaksa perasaanku dan melihat Tian sangat mengharapkanku tanpa ada balasan yang pasti. Aku harus terima resiko apapun atas apa keputusanku ini.
“hey say… aku mau ngomong sama kamu. Penting!”, ucapku dengan menarik tangan Tian membawa dia jauh dari keramaian kampus
“serius banget sih, okay ngomong aja”,
“Tian, maaf sebelumnya. Jujur, aku sayang kamu, aku cinta kamu, aku nggak mau kehilangan kamu, aku nggak rela kamu jadi milik yang lain, aku…”, omongku terhenti saat Tian tiba-tiba memelukku
“ssssttttt, kamu kenapa sayang… ia aku pasti tahu itu”, ujar Tian menenangkanku
“Tian aku harus lakuin ini, aku nggak bisa terus maksain perasaanku dengan membohongi diriku sendiri. Tian untuk saat ini aku minta kamu buat mencari yang lain saja ya. Maksud aku, kamu cari cewek lain namun untuk sementara saja sampai aku bener-bener bisa nerima kamu. Hmmmb, aku cinta sama kamu, tapi…”, perkataanku tergantung seraya menangis
“tapi apa… kamu masih belum bisa ngelupain dia. Dia sudah nggak ada Syahdu… he is death!. Mau kamu mengharap dia sampai kapanpun dia nggak akan pernah kemabali. Okay… kalau itu memang permintaan kamu, aku bisa terima. Tapi entah nanti… Syahdu, just you know “I always love you.”
Begitupun perkataan Tian diakhir pertemuan tadi. “I always love you” dan pastinya aku selalu berharap itu Tian, aku juga akan selalu menjaga perasaan ini sampai aku benar-benar bisa menerimamu lagi.

Satu bulan sudah rasanya berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah satu bulan ini pula Tian tak pernah menhubungiku, ya wajarlah pasti dia sakit hati.
“Syahdu, ayo kita makan di luar. Lama kan kamu nggak jalan-jalan keluar nggak sumpek tuh?”, ajak Dira temanku
“hmmmb… okey. Let’s go friend”,

Tak lama, sekitar 20 menitlah aku udah sampai di cafe.
“eh Du… lihat! itu Tian kan… sama siapa dia? bukannya itu Trisa kan?”, ucap Dira dengan menunjuk ke arah Tian
“what… nooooo! Trisa… Tian… nggak! masak ia Tian menduanya sama Trisa sih. Nggak! aku nggak rela. Aku nggak mau kehilangan Tian. Cukup Krisna aja yang pergi tapi nggak buat Tian”, celotehku di depan meja makan
“maksudnya apa Du… aku nggak paham! Kenapa Krisna sama Tian disangkut-sangkutin?”, hati Dira bertanya-tanya

Sepulang dari café, Syahdu langsung menghubungi Tian. Untuk mengajaknya bertemu di kampus tempat mereka biasa bertemu.
“sudah mengingat masa lalu kamu itu?”, ucap Tian yang datang dengan sinis
“Tian… kok gitu. Aku cuma mau bilang, aku mohon kamu tinggalin Trisa. Aku mohon!”,
“gampang ya jadi kamu… egois, nggak sedikitpun mengerti aku. Dulu kamu minta ku mendua, setelah ku menurutimu kau meminta ku memutuskannya!”, Tian mengumbar amarahnya
“jadi maksud kamu kamu cinta sama Trisa? bukannya aku sudah bilang kan dari awal aku memang menyuruhmu mendua, namun hanya untuk sesaat Tian bukan untuk selamanya. Aku masih mencintaimu”, rintih Syahdu menangis
“huuuhhhh”, Tian menghela nafas
“okay Tian okay… aku memang salah telah mempermainkan perasaanmu dengan menyuruhmu mendua. Aku fine-fine aja kalau kamu menduanya dengan cewek lain bukan Trisa. Bahkan aku malah yang akan menunggumu sampai kamu memutuskannya. Tapi ini Trisa… aku nggak bisa terima itu”, jelasku panjang
“apa hak kamu… apa! bukannya kamu sudah nggak memperdulikanku lagi ia kan!” bentak Tian
“kamu salah justru dengan menyuruhmu putus dengan Trisa aku sangat memperdulikanmu. Asal kamu tahu Tian, Trisa lah yang membuat aku kehilangan Krisna kekasihku sekaligus cinta pertamaku sebelum aku mencintaimu. Tapi, setelah bertahun-tahun aku menjalani hubungan dengan Krisna, Trisa datang dengan tipu muslihatnya. Dia sangat perhatian dengan Krisna, memberi pengakuan palsu atasku pada Krisna. Hingga saat itu Krisna meninggalkanku dan lebih memilih Trisa. Namun setelah Krisna memberikan semuanya pada Trisa, cinta, kasih sayang, perhatian, materi, harta. Trisa malah mencampakan Krisna dia meninggalkan Krisna dan pergi bersama pria lain. Kamu pasti merasakan itu, bagaimana bila kamu di posisi Krisna saat itu. Krisna sangat terpukul oleh keadaan yang akhirnya membuat dia untuk mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Itulah yang membuat ku memohon padamu untuk meninggalkan Trisa. Aku nggak mau kehilangan kamu Tian, aku sangat mencintaimu. Sekarang semua kuserahkan padamu Tian. Yang pasti aku berharap kamu mengerti itu dan berharap kata ‘ I always love you’ selalu terucap untukku”, lanjut jelasku dengan beralih pergi
“Syahdu… I always love you sayang, aku akan selalu ingat ucapan ku dulu. Dulu, sekarang, nanti, besok dan selamanya. Aku akan selalu mencintaimu. Aku nggak sungguhan kok sama Trisa, aku akan meninggalkan dia. Tenang ya, aku akan selalu menjagamu sampai akhir hayat nanti”.


Kamis, 17 Oktober 2013

TAK HARUS MEMILIKI

Mencintai memang TAK HARUS menikahi. Ada cinta-cinta yang harus diabaikan dan dihapuskan. Yaitu cinta-cinta yang dulunya sempat hadir di jiwa kita tapi tak bertemu di pintu nikah. Abaikan cinta-cinta semacam itu, karena jika masih kau pelihara dalam jiwa, cinta itu yang bakal membuat kebahagiaanmu terenggut sepanjang hidup. Mencintai memang tak selalu berujung dengan menikahi. Cinta memang tak selalu mewajibkan untuk memiliki. Tapi satu yang pasti, bahwa berkomitmen untuk mencintai yang telah kau nikahi, itulah yang menjanjikan kebahagiaan hidupmu.

Sahabat

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.
Khalifah ‘Umar
Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.
Khalifah ‘Umar

2 tetes....!!!

Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”

JODOH DARI DIA (ALLAH)


Bertahun-tahun yang lalu, Aku berdoa kepada Tuhan untuk memberikan pasangan hidup, "Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab. Tidak hanya Aku meminta kepada Tuhan, Aku menjelaskan kriteria pasangan yang kuinginkan. Aku menginginkan pasangan yang baik hati, lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh
pengertian, pintar, humoris, penuh perhatian. Aku bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini kuimpikan. Sejalan dengan berlalunya waktu, Aku menambahkan daftar kriteria yang kuinginkan dalam pasanganku.

Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hatiku," Hamba-Ku, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan. " Aku bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia menjawab, " Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar." " Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dari-Mu?" " Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskannya kepada-Mu, Adalah suatu ketidak adilan dan ketidak benaran bagi-Ku untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagi-Ku untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar, atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam, atau seseorang yang mudah mengampuni tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam, seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepadaku, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu.

Pernikahan adalah seperti sekolah - suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat tumbuh bersamamu."

Rabu, 16 Oktober 2013

Beat The Minew!



Hari ini aku membuka mataku dengan perlahan. Aku kesiangan. Siapa yang mau memikirkan tentang kemacetan lalu lintas dan hal-hal lainnya ketika seseorang kesiangan? Sekarang adalah masa depan. Transportasi pun sudah maju. Aku langsung pergi ke shower fast, yaitu ruangan untuk mandi yang dilengkapi dengan alat alat canggih seperti water air, alat seperti shower di masa sekarang dengan air yang berukuran mikro tetapi kecepatannya setara dengan kecepatan udara.
Dengan sekejap, badanku pun bersih, dan sekejap lagi, aku pun sudah rapi. Aku pergi ke sebuah ruangan kecil lalu aku menekan tombol di ruangan ini, lalu dalam sekejap aku sudah berada di stasiun. Ini bernama flashfast, sebuah layanan yang disediakan oleh pemerintah untuk memudahkan kehidupan masyarakat. flashfast hanya menuju ke suatu arah, yaitu stasiun kota. Dan, disinilah kesibukan warga kota Esperanza dimulai. Semua berawal dari stasiun ini, stasiun yang dibangun sejak tahun 3211. Semua layanan ini gratis. Kereta ini bergerak dengan tenaga magnet, surya, dan nuklir. Di jalanan tak ada lagi mobil dan motor berlalu lalang. Yang ada hanyalah kereta kereta super cepat. Segala persiapan ku dari mulai bangun pagi sampai di stasiun memakan waktu 2 menit. Jarakku dari rumah ke sekolah 1 km. Dan 2 menit adalah waktu yang dibutuhkan untuk setiap jarak 1 km.
Dan, akhirnya aku sampai di sekolahku. Sains And Mathematics Future School. Beruntung, aku belum terlambat. Karena, duel menghadapi robot adalah hukuman bagi siswa yang terlambat. Konyol memang. Namun, robot yang dimaksud adalah robot yang dibuat untuk bertarung melawan para scoll minew, monster kecil yang suka mengganggu masyarakat kota Esperanza. Pemerintah kami sebenarnya sudah berupaya agar para scoll minew menjauh dari kota Esperanza dan tak pernah kembali lagi dengan memasang gelombang Magnetic Longitudinal, namun para minew itu hanya pusing dan menjauh pergi, lalu pasti akan datang lagi. Maka dari itu, para guru membuat robot ini untuk melawan scoll minew sekaligus untuk menghukum para siswa.
Aku masuk ke dalam kelasku dan melihat banyak temanku bermain main dengan Minichic, tanaman hidup yang bisa berbicara dan bermain. Akhir akhir ini banyak anak sekolah yang memilikinya hanya untuk sekedar bercanda dan melepas rasa bosan. Aku tak suka dengan minichic itu. Jadi, aku pun tak berniat memiliki nya ataupun hanya memainkannya saja. “Hai Cassidy! Bagaimana karya ilmiah mu itu? sudah selesai?” Tanya Lyssa, salah satu temanku. “Yeah, sebenarnya itu sudah selesai. Namun, aku belum merekomendasikan nya ke dewan guru karena aku masih belum yakin. Aku akan berkonsultasi ke Miss Walden terlebih dahulu. “Cassidy, kau membuat karya ilmiah? aku baru tahu itu. Apa tema nya?” taya Venisa, temanku lainnya. “Aku membuat sebuah alat yang memanfaatkan tenaga surya dan elektromagnetik untuk melemahkan suatu zat. Nah, zat itu susunannya sama dengan tubuh scoll minew.” jelasku panjang lebar. “Waw! Kau begitu pintar, Cassidy!” puji Lyssa. “Ah, tidak juga. Aku saja masih belum tahu apakah ini sempurna atau masih perlu diperbaiki lagi.” Kataku. “Ah, tapi nanti hasil akhir nya pasti akan sangat menakjubkan!” Puji Venisa. “Ya, semoga saja itu benar benar terjadi.” Balasku.
“Morning student! Cassidy Alison, please back to your chair now.” Perintah guru matematika kelasku, Miss Courtney “Yes, I understand miss.” aku langsung kembali ke tempat duduk ku. “Okay, let’s we study the last lessons. Please open your book page 112. I will teach this section.” baru sampai situ, kami semua kaget dengan sebuah erangan keras. “What is this?” tanya Miss Courtney heran. Aku dan teman teman ku pun ikut heran dengan suara tersebut. “Suara apa, itu? keras sekali?” tanya Christine, teman sebangku ku. “Hei, apakah mungkin itu suara Scoll Minew?” tanya ku balik. “I don’t know. Setiap scoll minew datang, kita disuruh mengungsi bukan?” jawab Christine. “Iya, benar. Aku sendiri tidak tahu. Aku hanya menebak.” jawabku. “Oh, No! That’s scoll minew’s voice. Don’t be panic! Keep calm, student! I will check it, first. Why no one told us?” kata Miss Courtney dengan sedikit panik lalu langsung mengunci pintu kelas.
Lyssa dan Venisa langsung memalingkan pandangannya padaku. “Hey, Cassidy! tunjukanlah karya ilmiahmu itu pada mereka!” pinta mereka berdua. “Hey, dengar aku ini masih belum tahu dan yakin apakah alat ini berfungsi dengan baik atau tidak. aku takut nanti akan membahayakan warga kota!” Jelasku. “Memang kau tak pernah mencobanya di rumah ya?” Christine bertanya padaku. “Mana mungkin aku mencobanya kalau tak ada Minew!” kataku kesal. “Cassidy, lihat dirimu! Kau itu adalah gadis yang berbakat! Kenapa kau selalu tidak percaya diri?” Kata Venisa. “Venisa, aku bukan tidak percaya diri, tapi aku hanya..” sampai situ pembicaraanku terputus karena Miss Courtney datang bersama Miss Walden. “Students, Scoll Minew come again in our town. Mereka datang dengan membawa pasukan yang lebih banyak dan membawa senjata. Robot robot dan gelombang kita tak dapat menghentikan mereka semua. Kini kalian ikut kami ke bawah tanah untuk berlindung. Dan, janganlah merasa takut dan panik.” Kata miss Walden. “Miss Walden! Cassidy memiliki karya ilmiah yang sangat hebat dan mampu untuk membunuh semua scoll minew itu!” Kata Lyssa tiba tiba. Aku sangat kaget dan menarik narik baju Lyssa agar dia berhenti berteriak teriak di depan guru. “Diam, Lyssa!!” Kataku berulang ulang. “Cassidy, apa benar yang dikatakan Lyssa itu?” tanya Miss Walden. “Ummm, itu benar miss, tapi aku masih belum tahu apakah itu sempurna atau tidak.” kataku ragu ragu. “Baiklah, ayo tunjukan pada kami. Tak peduli alat mu seperti apa, yang perting bisa untuk membasmi semua minew itu.”
Aku pun menunjukan mereka tempat ku menaruh karya ilmiahku. Aku memang sengaja menaruhnya di sekolah agar lebih mudah saat menunjukannya pada dewan guru. Miss Walden memperhatikan alatku. Lalu dia berkata “Ini sempurna! Tapi, aku masih belum tahu cara kerjanya. Sebaiknya kau saja yang menggunakannya nanti, Cassidy. Aku harap kau siap untuk menghadapi Minew.” Kata Miss Walden.
Aku pun berjalan tegang menuju jalanan kota ditemani dewan guru. Aku tak percaya, ini! Aku melihat minew dengan mata kepalaku sendiri! Mereka memang kecil, namun menakutkan. Mereka memiliki wajah yang aneh. Sudahlah, aku tak ingin memandangi minew terus menerus. Itu membuatku semakin takut. Aku segera menyalakannya lalu membuat semua minew minew itu lumpuh. Yeah! Akhirnya aku berhasil mengalahkan minew yang telah mengganggu penduduk kota! Minew itu kabur dan berjanji tak akan kembali lagi ke kota kami. Senangnya! Semua penduduk kota pun menjadi senang. Begitu juga teman teman dan guruku. Mereka begitu bangga padaku. Juga orang tua ku. Aku diwawancarai dan masuk ke dalam televisi. Aku sering diminta membuat karya ilmiah lainnya. Dan, lebih hebatnya lagi, aku mendapat beasiswa sampai ke perguruan tinggi dan berhak bersekolah di sekolah favorit di negaraku. Senang sekali rasanya. Semua berakhir bahagia.
Cerpen Karangan: Sophia Arina Zahra
Blog: sophiaarinazahra.blogspot.com
Sophia Arina Zahra. 12 years old. JHS. Fb: Sophia Arina Zahra, Twitter @sophia_arina.

Selasa, 15 Oktober 2013

SETETES AIR MATA



Bukalah kedua matamu pada alam semesta ini maka kamu akan melihat indahnya keindahan. Bukalah hatimu untuk melihat rahasia-rahasia keindahan ini maka kamu akan melihat kehidupan ini berbunga-bunga. Selamilah kehidupan dalam sanubarimu maka kehidupan tersebut akan menjadi milikmu seluruhnya. Satukan hatimu padaku maka aku akan menyatukan akalku padamu. Berikan tanganmu kepadaku maka sungguh aku berharap dapat memberimu kehidupan yang damai lagi bahagia dengan seizin Allah. Bukalah dadamu, aku akan memenuhinya dengan kehangatan, cinta dan kejujuran. Bersamalah denganku supaya aku menjadi milikmu dan sebagaimana yang kamu cintai.Berikan kepadaku air mata yang akan menghidupkan hatimu dan menghibur jiwamu. Sebab air mata kita adalah tinta untuk berfikir. Ungkapan-ungkapan kita teguh diatas prinsip dan tangisan kita senantiasa berada diatas Manhaj. Bila kita menuntun hati kita dengan cinta kepada selain yang layak dicintai, maka kita kehilangan milik kita yang paling kita banggakan. Bila kita sedang mencari-cari tempat keberadaan cinta itu, sedangkan kita menyangka keberadaannya, sesungguhnya kita perlu untuk mencintai tapi tidak berlebih-lebihan, menyenangi tapi tidak berlebihan dan rindu tapi dengan pembatasan.

Hati adalah perbendaharaan yang hanya bisa dibaca oleh pemiliknya, dan ketenangan batin adalah cahaya yang bersinar dalam kegelapan, mata air yang memancar ditengah gurun pasir, dan perbendaharaan yang berada dalam rumah yang ditinggalkan pemiliknya. Berapa banyak waktu yang hilang demi cinta ? berapa banyak pikiran yang terkuras demi cinta ? kita tenggelamkan hari kita dalam huruf-huruf cinta !! Pecinta hidup diantara ingat dan lupa, pecinta tidak tahu antara tersambung dan terhalang, cinta membahagiakan dalam nama dan menyengsarakan dalam tulisan, indah dalam gambar dan buram dalam hakikat.

Cinta adalah mahkota tapi dari besi, harta benda tapi dari tanah, dan tambang tapi dari fatamorgana. Cinta apapun yang diklaim maka itu terbatas. Sebab hubungan antar manusia pada umumnya dibangun atas dasar kepentingan, meskipun keindahan itu bermacam-macam dan keanekaragaman itu indah. Setiap hati memiliki tabiat cinta yang mengalirkan manisnya kesenangan. Seandainya manusia bisa melihat hati orang-orang yang keras hatinya, niscaya mereka akan menemukan didalamnya cinta dan kasih sayang yang memancar, akan tetapi cinta dan kasih tersebut tumpah ditanah yang buruk.

Kebahagiaan apakah yang menyamai kebahagiaan dalam cinta ? kesuksesan akhir apakah yang menyamai cinta itu ?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata : ” Yang bermanfaat bagi hamba hanyalah cinta karena Allah terhadap manusia yang dicintai-Nya, seperti para nabi dan shalihin; karena mencintai mereka dapat mendekatkan diri kepada Allah serta cinta-Nya. Sedangkan mereka adalah orang-orang yang berhak mendapatkan cinta Allah. 1)

Jika hati hamba telah terpaut kepada Allah, maka ia mencintai segala yang mendekatkan diri kepadaNya serta semakin menambah kedekatan. Ia selamanya lebih mencintai Allah. Tiada cinta yang menyamai cinta tersebut. ia hanya mencintai Allah dan mencintai karena-Nya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata : ” jika kamu mencintai seseorang karena Allah, maka sebenarnya Allah jualah yang kamu cintai. Setiap kali kamu mengilustrasikan-Nya dalam hatimu, maka kamu mengilustrasikan Kekasih yang sejati lalu kamu mencintainya, sehingga bertambahlah cintamu kepada Allah. Demikian pula ketika kamu mengingat Nabi Sholallahu Alaihi Wa Sallam dan para Nabi dan Rasul sebelumnya serta para sahabat mereka yang shalih, dan kamu mengilustrasikan mereka dalam hatimu, maka itu akan membawa hatimu kepada cinta Allah yang memberi nikmat kepada mereka, apabila kamu mencintai mereka karena Allah; sebab orang yang dicintai karena Allah akan membawa kepada Mahabbatullah (cinta Allah). Orang yang mencintai karena Allah, apabila mencintai seseorang karena Allah, maka Allahlah sebenarnya yang dicintainya; sebab dia senang kekasihnya membawanya kepada Allah. Masing-masing, baik orang yang mencintai karena Allah maupun orang yang dicintai karena Allah akan mengantarkan kepada Allah 2)

Suatu keniscayaan bahwa iman seorang muslim itu tidak terwujud melainkan dengan mencintai Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallam dan mengagungkannya, sebab beliau adalah Rasul Allah yang terakhir dan penutup para Nabi Allah berfirman :

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

” Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.” ( Al Ahzab : 40 )

Beliau memiliki akhlak yang luhur, dengan kesaksian Rabb semesta Alam :

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيم

” Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” ( Al Qolam : 4 )

Lemah Lembut, tidak keras lagi berhati kasar :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

” Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” ( Ali Imran : 159)

Sangat menginginkan agar manusia mendapatkan hidayah. Beliau nyaris mencelakakan dirinya karena bersedih karena sangat mengharapkan keimanan mereka :

لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ أَلا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

” Boleh Jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman. “ ( Asy Syu’araa’ : 3 )

Oleh karena itu wajib bagi kita mencintai Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallam. Bahkan cinta kita kepada Nabi adalah bukti sempurnanya iman kita. Dari Anas radhiallahu anhu , dari Nabi shallallahu alaihi wasalam , bahwasanya beliau shallallahu alaihi wasalam bersabda:

“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (Muttafaq Alaih)

Bahkan Kita harus lebih mencintai Rasulullah daripada diri-diri kita sendiri. Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan, Umar bin Khathab radhiallahu anhu berkata kepada Nabi Shallallahu alaihi wasalam :

“Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu selain diriku sendiri.” Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda, ‘Tidak, demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri’. Maka Umar berkata kepada beliau, ‘Sekarang ini engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’ Maka Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda, ‘Sekarang (telah sempurna kecintaanmu (imanmu) padaku) wahai Umar.”

Cinta kepada Allah bukan sekedar kata-kata dan bukan sekedar cerita. Demikian pula cinta kepada Rasulullah. Sebagaimana halnya cinta kepada beliau “bukan sekedar dakwah dengan lisan dan tidak pula cukup cinta dengan hati, bahkan harus disertai dengan Ittiba’ (mengikuti dan meniru) kepada Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallam, meniti diatas petunjuknya, dan merealisasikan manhaj beliau dalam kehidupan. Sebab cinta itu bukan nada-nada yang dilagukan, bukan kasidah-kasidah yang disenandungkan, dan bukan pula semata-mata kata-kata yang diucapkan. Akan tetapi cinta adalah mentaati Allah dan Rasul-Nya. Ingin tahu bagaimana cara yang benar mencintai Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallam ?? Ingin tahu pula bagaimana orang2 sholih mencintai beliau ?? Silahkan pembaca merujuk kepada kitab diatas. Banyak manfaatnya insya Allah.

BELUM ADA JUDUL


Aku masih duduk menatap suasana luar dari sebuah jendela kayu kamarku. Sebenarnya aku tak melihat pemandangan itu. Pandanganku hanya KOSONG. Aku masih memikirkan kejadian itu. Kenapa aku tak bisa melupakannya? Apa aku terlalu mengharapkannya? Dina ayo move on dari dia!!! Kamu gak boleh mengharapkannya!!! Hanya ucapan itu yang sejenak menyemangatiku.
Lamunan itu telah hancur, karena terasakan olehku tepukan tangan yang menepukkan ke bahuku secara perlahan. Aku mendongak dan menatapnya. Orang itu tersenyum ke arahku. Wajahku yang sembab dan air mata itu masih sedikit mengalir. Aku langsung mengusapkannya dengan tanganku. Orang itu merangkulku. Terasa hangat dan sangat hangat. Andaikan dia yang sekarang memelukku?.

Senin, 14 Oktober 2013

REFLEKSI IDUL ADHA 1434 H :CERMINAN DAN INTROPEKSI DIRI


Ilustrasi. (inet)


Alhamdulillah pagi ini kita dapat berkumpul menikmati indahnya matahari, sejuknyahawa pagi sembari mengumandangkan takbir mengagungkan Ilahi Rabbi dirangkai dengan dua raka’at Idul Adha sebagai upaya mendekatkan diri kepada Yang Maha Suci. Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kita kepada Allah swt dengan sepenuh hati. Kita niatkan hari ini sebagai langkah awal memulai perjalanan diri mengarungi kehidupan seperti yang tercermin dalam keta’atan dan ketabahan Nabi Allah Ibrahim as menjalani cobaan dari Allah Yang Maha Tinggi.
Sesungguhnya tidak berlebihan jika hari ini kita jadikan sebagai salah satu hari besar kemanusiaan internasional yang harus diperingati oleh manusia se-jagad raya. Oleh karena itu hari ini adalah momen yang tepat untuk mengenang perjuangan Nabi Allah Ibrahim as dan upayanya menemukan Allah swt. Bagaimana beliau bersusah payah melatih alam kebathinannya untuk mengenal Tuhan Allah Yang Paling Berkuasa. Bukankah itu hal yang amat sangat rumit? Apalagi jika kita membandingkan posisi manusia sebagai makhluk yang hidup dalam dunia kebendaan, sedangkan Allah Tuhan Yang Maha Sirr berada ditempat yang tidak dapat dicapai dengan indera? Bagaimana Nabi Allah Ibrahim bisa menemukan-Nya? Tentunya melalui berbagai jalan thariqah yang panjang.  Melalui latihan dan penempaan jiwa yang berat. Untuk itulah mari kita lihat rekaman tersebut dalam surat Al-An’am ayat 75-79

وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ(75)  فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ  (76)فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77)فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ(78)  إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (79)

Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. (75)

Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam “ (76)

Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." (77)

Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (78)
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan (79)
Pada suatu hari, Ibrahim as terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba dia memerintahkan kepada istrinya, Siti Hajar, untuk mempersiapkan perjalanan dengan membawa bayinya. Perempuan itu segera berkemas untuk melakukan perjalanan yang panjang. Pada saat itu nabi Ismail masih bayi dan belum tahu apa-apa Ibrahim as melangkahkan kaki menyusuri bumi yang penuh dengan pepohonan dan rerumputan, sampai akhirnya tiba di padang sahara. Beliau terus berjalan hingga mencapai pegunungan, kemudian masuk ke daerah jazirah Arab. Ibrahim  menuju ke sebuah lembah yang tidak di tumbuhi tanaman, tidak ada buah-buahan, tidak ada pepohonan, tidak ada makanan, tidak ada minuman, tempat itu menunjukkan tidak ada kehidupan di dalamnya.
Di tempat itu beliau turun dari punggung hewan tunggangannya, kemudian menurunkan istri dan anaknya. Setelah itu tanpa berkata-kata beliau meninggalkan istri dan anaknya di sana. Mereka berdua hanya dibekali sekantung makanan dan sedikit air yang tidak cukup untuk dua hari. Setelah melihat kiri dan kanan beliau melangkah meninggalkan tempat itu.Tentu saja Siti hajar terperangah diperlakukan demikian, dia membuntuti suaminya dari belakang sambil bertanya“Ibrahim hendak pergi ke manakah engkau?” Apakah engkau akan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada sesuatu apapun ini?
Ibrahim as tidak menjawab pertanyaan istrinya. Beliau terus saja berjalan, Siti hajar kembali mengulangi pertanyaannya, tetapi Ibrahim as tetap membisu. Akhirnya Siti hajar paham bahwa suaminya pergi bukan karena kemauannya sendiri. Dia mengerti bahwa Allah memerintahkan suaminya untuk pergi. Maka kemudian dia bertanya,“apakah Allah yang memerintahkanmu untuk pergi meninggalkan kami? Ibrahim menjawab, “benar“.  Kemudian istri yang shalihah dan beriman itu berkata,” kami tidak akan tersia-siakan selagi Allah bersama kami. Dia-lah yang telah memerintahkan engkau pergi. Kemudian Ibrahim terus berjalan meninggalkan mereka.Lihatlah, bagaimana nabi Ibrahim dan Siti hajar, mampu berbaik sangka kepada Allah SWT mereka meyakini bahwa selagi mereka bersama Allah, maka tidak akan ada yang menyengsarakannya, tidak akan ada yang dapat mencelakainya, tidak akan ada yang dapat melukainya.
Bila kita lihat banyaknya manusia yang  frustasi dalam kehidupan ini atau banyaknya manusia sengsara bukan karena sedikitnya nikmat yang Allah berikan kepada mereka akan tetapi karena sedikitnya husnu dzon (berbaik sangka) kepada kebaikan Allah, Padahal nikmat yang Allah berikan lebih banyak dari pada siksanya. Oleh karena itu kita harus berbaik sangka kepada Allah karena Allah menjelaskan dalam hadits qudsi bahwa Dia sesuai prasangka hambanya;
Dari Abu Hurairah RA berkata, bersabda Rasulullah saw.: Allah berfirman:“Aku tergantung pada prasangka hamba-Ku, dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku; jika ia mengingat-Ku dalam jiwanya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku; dan jika ia mengingat-Ku dalam lintasan pikirannya, niscaya Aku akan mengingat-Nya dalam pikirannya kebaikan darinya (amal-amalnya); dan jika ia mendekat kepada-ku setapak, maka aku akan mendekatkannya kepada-Ku sehasta; jika ia mendekat kepada-ku sehasta, maka aku akan mendekatkannya kepada-ku sedepa; dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan menghampirinya dengan berlari. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
Manusia wajib berbaik sangka kepada Allah apa pun keadaannya. Allah akan berbuat terhadap hamba-Nya sesuai persangkaannya. Jika hamba itu bersangka baik, maka Allah akan memberikan keputusan yang baik untuknya. Jika hamba itu berburuk sangka, maka berarti ia telah menghendaki keputusan yang buruk dari Allah untuknya. Allah tidak akan menyia-nyiakan harapan hambanya yang berbaik sangka kepada-Nya.
Seorang hamba yang bijak adalah mereka yang senantiasa berbaik sangka kepada Allah dalam setiap keadaan. Jika ia diberi kenikmatan, ia merasa bahwa hal ini adalah karunia dari Allah. Ia tidak merasa dimuliakan dengan kenikmatan duniawi tersebut. Jika ia diuji dengan penderitaan atau kekurangan, ia merasa bahwa Allah sedang  mengujinya agar ia dapat meraih tempat yang mulia. Ia tidak berburuk sangka dengan menganggap Allah tidak adil atau Allah telah menghinakannya.
Kita harus belajar kepada Siti hajar walaupun dia seorang wanita yang baru mempunyai anak bayi, kemudian di tinggalkan suaminya di padang pasir yang gersang, tetapi dia yakin jika ini adalah perintah Allah maka Allah tidak akan menyia-nyiakannya. Allah pasti akan membantunya, kisah ini bukan hanya untuk Siti hajar saja, kisah ini bukan untuk zaman itu saja, akan tetapi kisah ini akan terus berulang pada setiap zaman bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang senantiasa berbaik sangka kepada-Nya dalam segala hal.
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat, dan Mengabulkan doa.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat, dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
Haji meupakan salah satu ibadah yang sarat dengan simbol dan perlambang. Oleh karena itu, jikalau ibadah haji dilaksanakan tanpa mengerti makna yang tersimpan didalamnya sangatlah percuma, karena yang demikian itu hanya menyisakan kelelahan belaka. Kelelahan yang kerontang tanpa kesadaran.
 meskipun saat ini kita berada di sini, jauh dari tanah Haram, tidak berarti kita tidak bisa meneladani Nabi Ibrahim. Karena keteladanan itu tidaklah bersifat fisik. Namun sejatinya keteladanan itu berada dalam semangat yang tidak mengenal batas ruang dan waktu. Keteladanan atas ibadah haji dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari ketika kita berinteraksi dengan tetangga, teman, saudara dan umat manusia pada umumnya.
Bila kita tengok bahwa haji dimulai dengan niat yang dibarengi dengan menanggalkan pakaian sehari-hari untuk digantikan dengan dua helai kain putih yang disebut dengan busana ihram. Maka ketahuilah dibalik keseragaman ini tersimpan beragam makna. Pertama bahawa pakaian yang selama ini kita pakai sehari-hari sangat menunjukkan derajat dan status sosil manusia. Oleh karena itu, ketika seorang muslim telah berniat untuk haji dan berniat menghadap-Nya maka segeralah tanggalkan pakaian itu dan gantilah dengan busana Ihram yang serba putih, karena manusia di hadapan Ilahi Rabbi sejatinya tidak berbeda.
Pakaian itu tidak hanya apa yang kita pakai namun juga identitas yang menyelimuti diri manusia hendaknya segera diluluhkan ketika menghadap-Nya. Allah tidak akan pernah membedakan antara peabat dan rakyat, antar penguasa dan hamba, antara pedagang dan nelayan. Semua itu dimata Allah swt adalah sama. Seperti putihnya seragam yang membalut raga.
المسلمون إخوة لافضل لأحد على أحد إلابالتقوى (رواه الطبرانى)
Artinya, orang-orang Islam itu satu sama lain bersaudara, tiada yang lebih utama seorangpun dari seorang yang lain, melainkan karena taqwanya (HR. Tabhrani)
Pakaian itu adalah sifat manusia. Ketika seorang muslim telah berniat menghadap Allah Sang Maha Kuasa, hendaklah ia mencopot segala identitasnya. Baik identitas sebagai tikus, buaya, serigala ataupun identitas sebagai kupu-kupu, merpati ataupu kasuwari. Artinya, segala macam sifat yang melekat baik negative maupun positif sebaiknya dihilangkan. Jangan pernah merasa sebagai apa-apa jikalau engkau menghadap-Nya.
Keempat, pakaian itu mengingatkan manusia akan ketakberdayaannya. Nanti ketika menghadap Ilahi Rabbi manusia tidak membawa apa-apa kecuali kain putih yang menemaninya. Sebagai pertanda bahwa sebaiknya manusia hidup dengan sederhana, karena semua akan ditinggalkannya.
Selanjutnya Thowaf mengelilingi ka’bah tujuh kali putaran adalah perlambang kedekatan manusia dengan Sang Khaliq. Begitu harunya jiwa manusia ketika lebur mendekatkan diri pada Baitullah, seolah ke-dirian manusia hilang ditelan kebesaran-Nya. Thowaf dapat diartikan hilangnya diri terhanyut dalam pusaran Energi keilahiyan yang tak terkira. Thowaf adalah simbol hablum minallah yang hakiki, bahkan lebih dari itu. Tidak ada lagi habl penghubung antara manusia dan Sang Khaliq. Karena keduanya telah menyatu.
Kemudian sa’i berlari kecil dari shofa ke marwah. Ini merupakan rangkaian setelah Thowaf yang dapat diartikan sesuai perspketif sejarah. Ketika Siti Hajar Ibunda Nabi Ismail ditinggal oleh Nabi Allah Ibrahim as. Maka ia pun harus bertarung mempertahankan hidup ini dengan mencari air dari bukit Shofa ke Marwa. Kehidupan sarat dengan perjuangan. Usaha menjadi suatu kewajiban bagi manusia. Tiada air yang turun dari langit, namun air itu harus dicari sumbernya. Begitulah kehidupan di dunia ini. Hidup itu suci dan harus dijaga seperti makna hafiah kata Shofa  yaitu kemurnian dan kesucian sedangkan. Namun hidup itu juga cita-cita yang jumawa dan penuh idealism seperti makna kata marwa yaitu kemurahan, memaafkan dan menghargai.
Jika thowaf menggambarkan hubungan dan kemanunggalan manusia dengan Sang Khaliq, maka sa’i menunjukkan bahwa kehidupan haruslah dijalani sesuai dengan hukum kemanusiaan. Berinteraksi, berhubungan dan berkomunikasi dengan sesame. Maka kehidupan ini haruslah menyeimbangkan antara keilahiyahan dan keinsaniyahan.
Selain itu simbolisme dalam ibadah haji juga melekat pada Ka’bah Baitullah. Di sana ada hijir Ismail yang berarti ‘pangkuan Ismail’. Di sanalah seorang Ismail putera Ibrahim yang membangun Ka’bah pernah berada dalam pangkuan sang Ibu Hajar, seorang wanita hitam yang miskin juga seorang budak. Dengan ini Allah swt membuktikan bahwa seorang hamba pun dapat dimuliakanya dengan memposisikan kuburnya disamping ka’bah baitullah. Itu semua karena ketaqwaannya. Ketaqwaan Ibu Hajar yang mampu berhijrah menuju kebaikan dan kemuliaan.
Sedangkan padang Arafah sebagai tempat para haji menunaikan wuquf merupakan ruang luas yang terhampar untuk memasak diri seorang muslim hingga ia mengenal siapa jati dirinya sebagai manusia. Arafah adalah ruang berintrospeksi diri, siapa, dari mana sosok diri itu dan hendak kemana nantinya. Oleh karena itu ruang ini dinamakan arafah yang mempunyai satu asal kata yang sama dengan ma’rifat yaitu mengeatuhi dan mengerti hakikat diri. Diharapkan setelah diramu dalam padang arafah ini seorang diri bisa menjadi lebih arif (bijaksana) dalam mengarungi kehidupan dan mempertimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat seperti yang disimbolkan dalam thowaf dan sa’i.
Dari Arafah menuju Muzdalifah guna mempersiapkan diri dan mempersenjatainya melawan syaithan yang akan dihadapi nanti di Mina. Manusia haruslah selalu waspada bahwa syaitan ada dimana-mana. Karena itulah senjata pemusnahnya tidaklah sesuatu yang besar dan menakutkan. Tetapi cukup dengan kerikil yang kecil sebagai simbol atas kesabaran dan keteguhan hati.
Ketika Ismail bertambah besar, hati Ibrahim as tertambat kuat kepada putranya. Tidak mengherankan karena Ismail hadir di kala usia Nabi Ibrahim sudah tua. Itulah sebabnya beliau sangat mencintainya. Namun Allah hendak menguji kecintaan Ibrahim as dengan ujian yang besar disebabkan cintanya itu.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ﴿١٠٢﴾
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”.  (QS. Ash Shaaffat: 102
Renungkanlah bentuk ujian yang telah Allah berikan kepada beliau. Bagaimana kira-kira perasaan Ibrahim as pada saat itu? Pergulatan seperti apa yang berkecamuk di dalam batinnya? Salah besar jika ada yang mengira bahwa tidak ada pergulatan pada diri Ibrahim as. Tidak mungkin ujian sebesar ini terbebas dari pergulatan batin. Ibrahim berpikir,” mengapa? Ibrahim membuang jauh-jauh pikiran itu. Bukan Ibrahim namanya jikalau beliau mempertanyakan kepada Allah“mengapa” atau“karena apa“karena orang yang mencintai tidak akan bertanya mengapa? Ibrahim hanya berpikir tentang putranya, apa yang harus beliau katakana kepada anak itu, saat beliau hendak membaringkannya di atas tanah untuk disembelih?Ibrahim mengambil jalan yang paling baik, yaitu berkata yang jujur dan lemah lembut kepada putranya, ketimbang menyembelihnya secara paksa.
Lihatlah kepasrahan dan pengorbanan Ismail dan ayahnya Ibrahim mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan cinta Allah. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan kasih sayang Allah. Walaupun yang di korbankan adalah diri Ismail.Sadarkah kita, bahwa saat ini kita sedang di ajari oleh seorang anak dan ayahnyatentang makna pengorbanan kepada Allah dalam segala hal di kehidupan ini,Kata kurban dalam bahasa Arab berarti mendekatkan diri. Dalam fiqih Islam dikenal dengan istilah udh-hiyah, sebagian ulama mengistilahkannya an-nahr sebagaimana yang dimaksud dalam QS Al-Kautsar (108): 2,



“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah“Akan tetapi, pengertian korban bukan sekadar menyembelih binatang korban dan dagingnya kemudian disedekahkan kepada fakir miskin. Akan tetapi, secara filosofis, makna korban meliputi aspek yang lebih luas.
Dalam konteks sejarah, dimana umat Islam menghadapi berbagai cobaan, makna pengorbanan amat luas dan mendalam. Sejarah para nabi, misalnya Nabi Muhammad dan para sahabat yang berjuang menegakkan Islam di muka bumi ini memerlukan pengorbanan. Sikap Nabi dan para sahabat itu ternyata harus dibayar dengan pengorbanan yang teramat berat yang diderita oleh Umat Islam di Mekah ketika itu. Umat Islam disiksa, ditindas, dan sederet tindakan keji lainnya dari kaum kafir Quraisy.   Rasulullah pernah ditimpuki dengan batu oleh penduduk Thaif, dianiaya oleh Ibnu Muith, ketika leher beliau dicekik dengan usus onta, Abu Lahab dan Abu Jahal memperlakukan beliau dengan kasar dan kejam. Para sahabat seperti Bilal ditindih dengan batu besar yang panas di tengah sengatan terik matahari siang, Yasir dibantai, dan seorang  ibu yang bernama Sumayyah, ditusuk kemaluan beliau dengan sebatang tombak.Tak hanya itu, umat Islam di Mekah ketika itu juga diboikot untuk tidak mengadakan transaksi dagang. Akibatnya, bagaimana lapar dan menderitanya keluarga Rasulullah SAW. saat-saat diboikot oleh musyrikin Quraisy,   hingga beliau sekeluarga terpaksa memakan kulit kayu, daun-daun kering bahkan kulit-kulit sepatu bekas.
Nabi Ismail tidak akan menjadi anak yang penyabar jika tidak mendapat pendidikan dari ibunya dan Siti hajar tidak akan menjadi seorang yang penyabar jika tidak di didik oleh nabi Ibrahim as. Dan nabi Ibrahim as tidak akan dapat sabar jika tidak didikan dari Allah SWT melalui wahyuNyaSeorang anak dalam perkembangannya membutuhkan proses yang panjang, maka peran orang tua dalam membentuk perilaku yang berakhlaq mulia sangat dibutuhkan, perhatian sempurna kepada anak semenjak dari masa mengandung, melahirkan hingga sampai masa Kewajiban ini diberikan di pundak orang tua oleh agama dan hukum masyarakat. Karena seseorang yang tidak mau memperhatikan pendidikan anak dianggap orang yang mengkhianati amanah Allah. Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa Allah Swt. Pada hari kiamat nanti akan meminta pertanggungjawaban setiap orang tua tentang perlakuan mereka kepada anaknya

ASAL MULA ISTILAH DRAMA


A.           ASAL MULA ISTILAH DRAMA
Sebelum kita membicarakan masalah drama dan teater beserta sejarahnya, kiranya perlu diketahui lebih dahulu asal mula istilah drama dan teater secara etimologis, agar kita mengetahui pebedaan dan persamaanya, karena pada masa kini kedua istilah tersebut pada umunya dianggap sama.
Berdasarkan etimologis istilah “drama” berasal dari kata “dramoi” (bahasa Yunani) yang berarti menirukan. Sedangkan istilah “teater” berasal dari kata “teatron ”(bahasa Yunani) yang berarti” Pusat upacara persembahan yang terletak di tengah-tengah arena.
Istilah drama ini kemudian tersebar luas menjadi istilah internasional, yang maksudnya adalah “suatu cerita (karangan) yang di pertunjukan di atas pentas oleh para pelaku dengan perbuatan-perbuatan”.
Pada jaman penjajah belanda di Indonesia istilah drama itu diganti dengan istilah “tonil” (bahasa Belanda : toneel = pertunjukan). Kemudian sebagai pengganti istilah “tonil” digunakan istilah “sandiwara” (dicipta oleh PKG Mangkunegoro VII) dan terus digunakan sampai pada jaman pendudukan jepang. Dan akhirnya pada jaman modern sejak proklamasi kemerdekaan Negara kita dipopulerkan kembali penggunaan istilah “drama”, yang pada umumnya diberi arti: perbuatan atau gerak.
Catatan :
a.   Pekembangan istilah :
   Drama – Tonil – Sandiwara - Drama.
b.  Drama =  Tonil = Sandiwara.

B.            ASAL MULA ISTILAH SANDIWARA
Sandiwara berasal dari kata “sandi” dan “wara”
Sandi = rahasia
Wara = warah (bahasa Jawa) atau pengajaran.
Jadi sandiwara berarti:
“Suatu pengajaran yang disampaikan secara samar-samar (rahasia). Menurut KI Hajar Dewantara; “ pengajaran yang dilakukan dengan perlambangan” 

C.            PENGERTIAN DRAMA
a. Menurut etimologi
“Drama berasal dari kata “Dramoi” (bahasa Yunani) yang berarti menirukan”
Berdasarkan etimologi tersebut (dramoi” = menirukan) dalam pengertian umum kemudian, istilah “drama” diartikan perbuatan atau gerak.

b.  Seni teater
Pengertian drama ialah suatu cerita/kisah kehidupan manusia yang disusun untuk dipertunjukan oleh para pelaku dengan perbuatan di atas pentas dan ditonton oleh publik (penonton)
Catatan:
-       Jadi harus di pentaskan.
-       Bersifat “actor oriented” (berorientasi pada pelaku/pemain).

c. Seni sastra
Pengertian drama ialah : Drama yang diolah dari suatu naskah yang bermutu sastra, dan yang diutamakan ialah sastranya. Jadi bersifat ‘script oriented’ (berorientasi pada pelaku). Dan harus terdiri dari bagian-bagian:
1.Eksposisi (perkenalan)
2.Komplikasi (insiden permulaan)
3.Konflik (penanjakan laku/rising action)
4.Klimaks (kerisis/titik balik)
5.Penyelesaian (falling action).
6.Resolusi  (keputusan = katastofa).
Tingkat ini disebut : stadia
Catatan:
-       Bagian-bagian di atas adalah plot dalam menurut HUDSON
-       Drama sebagai seni sastra tersebut ada yang disebut DRAMA BACAAN atau Closet Drama/Drama Repertoar yaitu drama yang hanya dibaca (karena ada hal-hal yang terlalu sulit untuk dipentaskan).

d.  Perumusan drama
KLASIK YUNANI : Life presend in action, menghadirkan hidup dalam pentas.
ARISTOTELES : ”Smitation of man in action” rumusan klasik yunani itu lebih mendalam lagi telah dibahas oleh Aristoteles (filosof yunani 834-322 S.M) yang menulis seabad setelah Sophocles analisa aristoteles itu disebutnya “poetica” yang menyangkut esensi (kehadiran) seni drama.
Menurut aristoteles, seni drama itu adalah “imitation of man in action”.
Didalam “action”, itu terkadung makna yang terdiri dari unsur pokok:
a. Plot               (rangka cerita)
b.                                                                                Charater      (perwatakan)
c. Diction          (diiksi = bahasa)
d.                                                                                Thought       (ide, gagasan, tema)
e.Song              (nyayian)
f.   Spectacle     (perlengkapan)
Dan dalam rumusan itu dibedakan pula pengertian “action” dan acting”.

D.           Drama sebagai sastra lisan.
1. Sebagai Sastra Lisan
- Sebagai sastra lisan, drama adalah “teater”.
- Bentuk – bentuk drama sebagai sastra lisan, ialah :
a). pawang
b). Drama Radio (Teater Pendengar)
c). Reade’s Theatre (Teater Pembaca)
2. Sebagai Sastra Tertulis
Ialah drama yang diolah dari suatu naskah yang bermutu sastra dan yang dituangkan adalah sastranya. Jadi bersifat (sering disebut) : “Script Oriented” (Berorientasi pada naskah).
Peranan :
a.                  Terhadap Publik:
Memperbanyak pembaca drama daripada penonton drama.
b.                 Terthadap Teater:
Mengubah pendekatan dari “pandangan pelaku” “pandangan naskah”. Meskipun Teater Modern banyak ingin kembali ke Teater Murni
Pendekatan-pendekatan kepada drama sebagai sastra tertulis, bagi:
1.                 Orang awang
Untuk menikmati sastra, dan untuk hiburan, diperlukan:
a.                  Imanijinasi
b.                 Kepekaan
c.                  Pengetahuan tentang hidup dan manusia (human interst).
2.                 Orang-orang sastra(sastrawan. Mahasiswa sastra) dan lain-lain mencari
a.                  Pegalaman sastra,
b.                 Nilai-nilai sastra,
c.                  Kebenaran sastra
Metode pendekatan: a). analisis, b). sintetis, c). elektid
3.                 Kritikus drama
Lebih bersifat komunikasi sosial, yakni bila si kritikus menganggap sirinya sebagai jembatan antara karya sastra dengan public.
Metode pendekatan: a). historis, b). komparatif.
4.                 Orang-orang teater
Pendekatan kreatif untuk mencari kemungkinan-kemungkinan teater.

3. Drama Sebagai Hasil Sastra
a. Berhubungan erat dengan seni sastra, bahkan adalah seni sastra juga.
Sejak seni drama bukan lagi pertunjukan lakon yang bersifat improvisasi, tetapi berdasarkan naskah yang sudah disiapkan lebih dahulu, maka seni drama mempunyai hubungan yang erat dengan seni sastra. Pada permulaan pertumbuhan seni drama erat dengan seni drama yang modern di Indonesia, para pemainlah yang mengarang dialognya. Kepada mereka (para pemain) hanya diberikan garis besar jalan ceritqanya (plot), sedangdialognya dibicarakan sebelum naik pentas.
Seni drama modern sekarang, terutama sekali yang mengenai lakon (ceritanya), sudah merupakan kesenian yang berhubungan erat dengan seni sastra, bahkan adalah seni sastra juga. Pengarang scenario bermunculan ikut berperan
Sebagai hasil seni sastra, maka drama pun mempunyai sifat-sifat yang bersamaan dengan bentuk-bentuk sastra yang lain:puisi dan prosa.
Drama memiliki unsur-unsur:
1.                 unsur budi (intelecrual element)
2.                 unsur perasaan (emosional element)
3.                 unsur imajinasi (element of imagination)
4.                 unsur gaya (technical element) atau (element of composition).
Sebagai hasil seni, drama bukan saja merupaka hasil dari emosi (perasaan) sematqa-semata, melainkan juga merupakan “wadah: dari idea tau pikiran-pikiran pengarangya. Ceritanya haruslah logis/dapat diterima oleh akal dan hendaklah objektif. Bila pengarang lebih menitik beratnya kepada obyektivitas, akan mengahasilkan drama yang bersifat “realism”. Selanjutnya sebagainya sebagai kelanjutan dari realism ialah “naturalism”, bila pengarang menampilkan kehidupan yang sesungguhnya. Sebaiknya bila pengarang hanya mengutamakan perasaan sendiri akan melahirkan drama/seni yang bealiran “romantik”
b.  Proses penciptaan drama
-     Hidup                             Penulis                           Naskah  Drama   
-     Realita                           Skenario     
-     pengalaman                                                              Pembaca                        
c.    Drama dan hasil karya sastra yang lain: persamaan:
Dalam tujuan/isi, penulis ingin:
-     Menceritakan sesuatu pengalam (naratif),
-     Menyampaikan sesuatu, misalnya : ide, pendapat, saran, keyakinan, kenyataan sebagainya.
-         Sumber   : diambil dari hidup dan kehidupan
-         Proses penciptaan    : pembuat scenario/pengarang naskah.
-         Prinsip-prinsip     : selectivy, control, order, balance, unity, harmon, focus.
Perbedaan :
Berdasarkan perbedaan teknik, yang disebabkan oleh perbedaan keperluan yang ditentukan oleh keadaan yang berbeda sekali.
Drama :
- untuk dipentaskan
- dipakai bentuk dialog (wawankata), dan petunjuk pementasan.
- pelaku-pelakunya adalah “tokoh dramatis”.
- berdasarkan pada tiruan gerqak dan bicara.
- alur cerita adalah “jalur maju”.
Karya sastra yang lain:
-       Untuk dibaca
-       Berbentuk uraian/bercorak menerangkan
-       Pelaku-pelakunya adalah “tokoh analitis”.
-       Alur ceritanya adalah “alur mundur” atau “alur gabungan”.
4.                                                                                                               Struktur Drama/Plot Drama
(Menurut “dramatic-line” W.H. HUSDSON):
a. Eksposisi (perkenalan)
b.                                                               Komlikasi   (insiden permulaan)
c. Konflik     (rising action = penanjakan laku)
d.                                                               Klimaks       (krisis-titik balik)
e.Penyelesaian        (falling action)
f.   Resolusi   (katastrofa = keputusan).
Catatan :
a. Untuk tragedi       : katastofa
b.                                                               Untuk komedi : denoument.
Gambar :
Penulis            Proses kreatif     Naskah         Dramatisasi kesediahan, duka, tragis                                                   
               
Penonton
 

Atau :
Penulis            Proses kreatif    Naskah            Dramatisasi :
                                                                                                                          
                                                           Kegembiraan, suka, humor, lawak
Penonton
 

              

Penjelasan  :
A.                     Eksposisi (Perkenalan)
Maksudnya untuk mengantarkan penonton memperoleh keterangan yang diperlukan serta pengertian yang sebenarnya tentang drama itu. Biasanya berupa penjelasan melalui wawan kata (dialog) pelaku-pelakunya. Perkenalan itu harus menarik, dan jelas serta langsung menuntun penonton kepermulaan plot, yaitu insiden permulaan (komplikasi). Jadi suatu eksposisi sangat diperlukan pada permulaan sebuah drama, karena dapat dianggap sebagai suatu pengantar.

B.                      Insiden permulaan (Komplikasi).
C.                      Insiden permulaan adalah permulaan plot yang sebenernya. Ainsiden permulaan ini merupakanj permulaan konflik yang menjadi dasarnya suatu drama. Ia merupan tenaga “Perangsang” (Exciting force). Jadi insiden permulaan inilah yang mengubah jalan ceritanya.
D.                    Penanjakkan laku/Rising action.
E.Penanjakkan laku berarti bagian dari lakon (Cerita) di mana cerita itu lebih meningkat dan bertambah ruwet, tetapi jalan keluarnya masih tetap samar-samar tak menentu.
F. Klimaks/Krisis (Titik balik = Turning point)
G.                    Bagian yang mengambarkan bahwa kekuatan-kekuatan yang bertentangan saling ingin menguasai atau memang tidak berlarut terus tanpa ketentuan. Cepat atau lambat akan tiba pada suatu fase condong kesalah satu pihak akhir yang mentukan sudah dapat ditentukan. Inilah yang dikatakan suatu “titik balik “ (Turning Point). Klimaks (Krisis) ini merupakan titik yang menentukan arah jalannya lakon berikutnya.
H.                    Penyelelesaian (Penurunan laku = Falling action).
I.    Penyelesaian atau penurunan laku (falling action) atau “Denoument” ini merupakan bagian lakon memperlihatkan menurunnya gerak kejadian menjelang akhir, yang sudah dibayangkan jalan keluarnya (Happy-End Unhhappy).
J.   Keputusan (Katastrofa = Resolusi)
K.                      Pada katastrofa ini sudah dapat di anggap bahwa drama itu benar-benar berakhir dengan pengertian bahwa konflik drama berakhir. Kenyataan ini (suatu akhir) hanya ada pada hasil seni  yang merupakan hasil imajinasi. Dan sebagai imajinasi seni mengambil kebiasaan adanya suatu akhir.